Senin

Jangan mengeluh din..
Hidup ini memang tak selalu baik seperti apa yang kau bayangkan..
Kau sudah terbiasa terlupakan, dilupakan, bahkan tak dikenal..
Tak perlu merasa tak berguna karena kau bukan siapa-siapa..
Tak perlu malu mengakui dirimu tak sempurna, sangat tidak sempurna, karena dengan orang yang sangat tidak sempurna seperti mu ini, kau menjadikan hidup ini seimbang..
Berharap saja ada seseorang yang mengakui keberadaan mu meski mereka tak pernah jujur mengakui itu..
Jangan terlalu berharap kamu dibutuhkan..
Tak apa menjadi orang yang tak diakui karena kau biasa menyendiri..
Anggaplah dirimu tak pernah bisa memberikan janji manis..
Tapi kau harus punya alasan kuat akan itu..
Buatlah alasan yang terkesan tak membela diri seperti kau takut mengecewakan bila berjanji.. Itu lebih baik..
Bumi berubah mengikuti zaman din..
Apalagi manusia seperti mu..
Manusia berubah..
Tempatnya salah berkumpul..
Maklumi itu..
Sadari itu..
Jangan geram saat kau kecewa..
Itulah perubahan..
Jangan merasa tak berguna saat suara mu tak didengar, Sadari saja siapa dirimu hingga kau tak layak bicara..
Jangan mengeluh din..
Meski itu berat..
Terima kejujuran hidup din..
Kamu sudah terbiasa menahan sakit..
Begitu mudahnya semua ini din..

mungkin sindiran

mendengar nada hampa tak biasa..
merasakan hawa dingin yang menjenuhkan..
tak ada lagi keriangan disela awan cerah, hanya memperlihatkan kemunafikan apa adanya..
kicau burung terdengar seperti satire bagi jiwa yang terikat bualan..

selamat atas kemenangan mu, dunia..

Dunia..
Hari ini kau menang lagi..
Separuh hari ku kau paksa aku menahan rasa pahitnya dikecewakan..
Beberapa jam kau siksa aku dengan perihnya tusukan rasa tak dihargai..
Entah berapa lama kau buat aku terkapar akibat tinju yang kau layangkan tepat di ulu hati ku..
Membuat ku sesak dengan segala ketidak adilan ini..
Dunia..
Mungkin aku salah karena terlalu memuja keindahan mu..
Aku tak sadar itu membuatmu semakin pongah..
Dunia..
Aku sudah terbiasa dengan keangkuhan mu..
Aku pun terbiasa menunggu permintaan maaf dari mu meski itu tak mungkin..
Hingga aku mati..

aku diam..

Aku diam..
Kepalaku memanas setiap aku menahan semua yang aku rasakan..
Demi tak terucap kata yang salah, Kalimat yang arogan dengan nada keras..
Aku diam..
Saat aku tahu ternyata dari dalam hatiku aku tak mau menjadi seperti ini.. Menjadi seseorang dengan ego yang dominan..
Aku berontak..
Tapi hanya dalam pikiranku saja..
Aku mencoba menulis dan hasilnya hanya tulisan cakar ayam dengan isi sumpah serapah..
Aku mencoba melukiskan..
Entah apa yang aku lihat..? Pikirku ini hanya lukisan dengan warna gelap berantakan dan bukan sama sekali abstrak yang bernilai seni tinggi..
Orang bijak berkata.. 'tak ada manusia yang sempurna..' tapi aku..? Aku tak setuju dengan itu.. Menurutku, aku merasa sangat tak sempurna..
Akhirnya..
Aku diam, Dan tak ada yang dapat mengenali ku..

Kamis

mungkin memang tak selamanya..

"aku menyayangi mu entah dari kapan dan untuk selamanya.. entah mengapa tapi terasa.." ujarnya..
aku hanya diam.. tersenyum dan merasakan detak jantungku yang tak beraturan mendengarnya.. aku memang selalu bertanya bagaimana dan mengapa dia punya perasaan yang menggila terhadapku.. bukan tanpa sebab, aku memang ingin meyakinkan diriku sendiri..
bahkan setiap kali dia berkata.. "aku ingin memiliki mu, berdua dengan mu, bahagia bersama meski tahu kau bukan apa-apa dan tahu kau siapa.."
aku malah semakin merasa kata-katanya tak masuk akal bagi ku.. ya.. aku tak pernah merasa digilai seperti itu.. buat ku.. kalimat muluk seperti itu takkan selamanya.. mungkin bagiku sikap itu bisa dibenarkan.. tapi ternyata manusia memiliki sifat bosan.. atau mungkin dia sudah merasa bosan menjadi gila karenaku..? hingga akhirnya aku kalah.. kalah saat dia tak terdengar lagi berusaha meyakinkan ku dengan kata-kata yang mengharuskan ku menahan gejolak hati yang tak biasa..
hingga saat aku bertanya kabarnya dan dia menjawab.. "aku membuka mata.. ternyata menggilai mu suatu hal gila.. aku mencintai mu tulus tanpa pernah kau gubris.. aku menyayangi mu sesungguhnya dan tak pernah kau mau tahu.. aku menunggu mu hingga aku jenuh.. kesepian dan kau tak mengerti.."
tertegun aku mendengar apa yang dia ungkapkan.. ternyata bukan hanya merasa kehilangan.. tapi benar-benar kehilangan..
"aku menyayangi mu, sama seperti dirimu menyayangi ku, bahkan lebih.. aku begini memang karena ego ku.. aku merasa bukan siapa-siapa dan itu membuat ku merasa harus selalu diyakinkan.. aku menyimpan semua perasaan ku dan membuat semuanya seperti biasa saja karena aku tak mau membuatmu besar kepala karena kau pun merasa aku gilai.. tapi kini aku mengakui ternyata tanpa mu aku pun tak sanggup.. aku tak pernah mengabaikan apa yang kau ungkapkan.. hanya saja aku merasa tak yakin benar dengan kata-kata mu, aku rasa tak yakin benar tidak sama dengan tidak percaya.. harusnya kau kenali aku.." aku jawab dia dengan ego ku yang masih dominan..
dia menjawab.. "seharusnya kau mengerti perasaan ku.. sikap mu membuat ku merasa tak dihargai.. tak pernah merasa dipercaya olehmu membuatku sakit.."
aku terdiam sesaat..
"lalu..? sekarang..?" tanya ku..
"sekarang aku membuka mata.. mungkin aku bisa membuka hati ku untuk yang lain, meski dalam hati kecil ku aku masih menyimpan harapan terhadap mu.. tapi izinkan aku mencari.." ungkapnya..
aku semakin terdiam.. tak sanggup merasakan sakit dari apa yang dia ungkapkan.. aku merelakan nya.. tapi aku tak menyesal mengungkapkan apa yang sesungguhnya aku rasakan terhadap dirinya..
setiap detik yang kurasakan terasa lambat.. kesepian ku tanpa dirinya membuat ku tersiksa.. setiap saat aku hanya memandangi lamunanku.. berharap dia masih milikku.. aku tahu dia masih menginginkan ku.. aku tak pernah menepis apa yang ku rasa.. tak pernah juga memaksa diriku untuk melupakan nya..
mungkin dia senang dengan apa yang aku ungkapkan.. aku memang tak pernah mengatakan aku akan mencintainya dan ingin memilikinya, hidup selamanya bersamanya.. tapi aku masih mencintainya sampai saat ini.. bahkan setelah aku tahu.. apa yang dia katakan tentang perasaan cinta yang selamanya itu tak terbukti.. aku masih mencintainya.. selebihnya aku hanya berharap, meski mungkin harapan ku tak untuk selamanya..

Sabtu

Tiba-tiba saja..

Tiba-tiba aku ingin bersama mu.. Berdua saja.. Tak perlu lama bila memang tak mungkin.. Sesaat saja asal bisa menggenggam tangan mu membiarkan wewangian mu merayap ditelapak tangan ku.. Merasakan detak jantung mu dan membuktikan pada mu debaran dada ku tak biasa saat disisi mu.. Mungkin aku kaku saat berbicara dihadapan mu.. Mungkin aku tertunduk tak mampu melihat wajah mu dan hanya sesekali mencuri pandang.. Mungkin aku tak dapat merangkai kata sempurna.. Tapi setidak nya kamu menjadi tahu.. Kamu sungguh berarti.. Aku hanya tiba-tiba ingin bersama mu.. Sesaat saja.. Berdua..